Kemurahan Hati Sang Kodok

Pagi itu langit terlihat mendung sekali. Sang pangeran seperti biasanya duduk di balkon depan kamarnya dengan meneguk segelas teh hangat untuk memulai harinya. Selama bertahun-tahun pangeran hanya merenungi nasib dengan status lajang yang sampai saat ini menemani hidupnya, bukan karena tak ingin memiliki pasangan hidup, tetapi beliau masih mencari cinta yang diinginkannya untuk masa depan kelak. Sang baginda raja sedang mengalami sakit keras. Pangeran sempat khawatir dengan keadaan ayahandanya tersebut. Sang baginda raja berpesan kepada pangeran bahwa sang baginda raja ingin sekali melihat putra tunggalnya tersebut menikah dan hidup bahagia dengan seorang wanita yang di idamkannya. Dengan rasa sedih yang pangeran alami, sang pangeran merasa tergugah untuk mencari pasangan hidup yang sesungguhnya.

Sang pangeran tak memiliki ibunda lagi, maka dari itu ketika ada masalah yang menerpanya, khususnya masalah jodoh, pangeran selalu becerita dan meluapkan kesedihannya pada seekor kodok yang tiba-tiba datang menghampirinya, seolah-olah sang kodok tahu akan adanya masalah yang sedang dialami oleh sang pangeran. Selama itupun pangeran tak menyadari bahwa dia dapat beinteraksi dengan kodok tersebut.. Pangeran baru sadar setelah ayahnya pergi meninggalkanya untuk selamanya. Pada saat itu pun sang kodok tiba-tiba menghilang. Ternyata kodok tersebut adalah jelmaan dari seorang wanita cantik yang tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai pelayan sang pangeran. Sudah lama ayahnya mengetahui bahwa putrinya menjelma sebagai kodok yang ingin menghibur sang pangeran yang memiliki kemelut hidup yang amat mengharukan.

Sang pangeran merasa hidupnya hampa dengan ketidakhadiran sang kodok lagi di kehidupannya. Pangeran berusaha sekuat tenaganya untuk mencari kodok penyejuk hatinya tersebut untuk dijadikannya binatang peliharaan. Pangeran mencari sendiri keberadaan sang kodok tersebut, tetapi masih saja belum ditemukanya kodok tersebut. Di waktu yang berlainan sang kodok kembali menjadi seorang wanita biasa. Sang wanita (kodok) tersebut bercerita kepada ayahnya bahwa ia telah jatuh cinta kepada sang pangeran, tetapi dia hanya dapat menyimpan rasa itu dengan hati yang tulus.

Bertahun-tahun sang pangeran mencari sang kodok tersebut, tak ada yang tahu kalau selama ini sang pangeran telah mencari sang kodok. Akhirnya sang pangeran pun jatuh sakit karena sarafnya yang mulai melemah. Mengetahui hal itu dari ayahnya, wanita tersebut terlihat sedih dengan keadaan sang pangeran. Pangeran menceritakan kepada pelayan setianya tersebut apa yang menyebabkan beliau jatuh sakit, bahwa beliau sangat menginginkan seekor kodok yang selalu menjadi teman setianya saat hidupnya dirundung masalah., tetapi setelah hal itu diketahui oleh pelayannya beliau memintanya agar tidak di bicarakan kepada siapapun, sang pelayan pun segera menaati perintah sang pangeran. Hari demi hari penyakit pangeran pun mulai bertambah parah, sang pelayan merasa sedih sekali kalau rahasia ini tidak disampaikan kepada putrinya yang mungkin dapat menyelamatkan nyawa sang pangeran. Akhirnya tidak menunggu waktu lama lagi pelayang tersebut ,menceritakan semua kepada putrinya. Dengan keyakinan hati dan ketulusan cinta yang dimiliki oleh wanita tersebut, dia rela memberikan kekuataan dan nyawa hidupnya untuk pangeran. Keesokan harinya ayahnya mebawa dirinya dalam keadaan menjelma sebagai kodok kepada pangeran, dengan syarat pangeran harus memakan kodok tersebut untuk menyembuhkan penyakit yang telah diderita oleh sang pangeran tersebut. Sang pangeran pun sudah tak berdaya, pelayan pun mulai memberikan putrinya sebagai makanan untuk pangeran. Setelah di makannya sang kodok tersebut, dengan ajaibnya sang pangeran kembali pulih sehat kembali. Pangeran pun langsung bertanya kepada pelayan setianya apa yang telah dia berikan kepadanya. Pelayan tersebut dengan suara rendah mengatakan bahwa ia telah memberikan kodok yang telah pangeran cari selama ini. Dengan wajah terkejut dan sedih, pangeran berhenti sejenak dengan pikirannya yang kosong. Dia sepertinya akan marah kepada pelayannya, tetapi itu hanya emosi sesaat.

Setelah keadaan mulai tenang, pelayan setia itu menceritakan kenyataan yang sesungguhnya bahwa kodok yang selama ini pangeran cari adalah putrinya yang menjelma sebagai kodok. Dia menceritakan bahawa putrinya sangat mencintai sang pangeran. Pangeran pun menangis rintih seperti tak percaya akan kejadian ini. Setiap malam beliau bermimpi dengan kedatangan wanita yang telah mencintainya tersebut dengan membawa hati berwarna putih yang menandakan kesetiaannya kepada pangeran, pangeranpun luluh tak berdaya. Lalu pangeran bersumpah dia tidak akan menikah sampai akhir hidupnya kecuali dengan wanita yang telah mebuat hidupnya berwarna tersebut. Dan sang pangeran pun hidup bahagia sampai akhir hayatnya.


Semoga mereka akan dipertemukan di surga kelak..... AMEEN (ˇʃƪˇ)






by :: Alfiyah El H. with H.A.R

page views

blog graphics


Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger news

Followers

Followers

Universitas Jember